Senin, 11 Oktober 2010

PEMBELAJARAN SAINS PADA ANAK USIA DINI BERBASIS MULTI MEDIA






I. PENDAHULUAN
    A. Latar Belakang
Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini, memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu meletakkan dasar kemampuan dan pembentukkan sumber daya menusia yang diharapkan. Kesadaran pentingnya pembekalan sains pada anak akan semakin tinggi apabila menyadari bahwa kita hidup dalam dunia yang dinamis, berkembang dan berubah secara terus-menerus bahkan makin menuju masa depan, semakin memerlukan sain.
Hakekat sains perlu dikaji, dipelajari dan ditekuni, anak-anak sebagai generasi yang dipersiapkan untuk mengisi masa depan yang diduga akan semakin rumit, berat dan banyak problemanya perlu dibekali penguasaan sains yang memadai, tepat, bermakna dan fungsional. Secara umum pembelajaran sain di taman kanak-kanak bertujuan agar anak mampu secara aktif mencari informasi mengenai apa yang ada di sekelilingnya. Selain itu melalui eksprlorasi dibidang sains anak mencoba memahami dunianya melalui pengamatan, penyelidikan dan percobaan untuk memenuhi rasa keingintahuannya. Dalam pembelajaran sains bagi anak bermanfaat untuk  menciptakan suasana yang menyenangkan dan akan menimbulkan imajinasi-imajinasi pada anak yang pada akhirnya dapat menambah pengetahuan anak secara alamiah. Apalagi dengan tantangan kehidupan masa depan yang sangat menantang, menuntut semakin strategis bahwa pembekalan sains bagi anak usia dini menjadi mutlak, sehingga sains pada diri anak muncul sebagai suatu cara untuk mencari kebenaran dalam kehidupannya kelak.
            Salah satu langkah strategis untuk dapat membekali anak secara optimal, harus didahului dengan memahami karakteristik dan tujuan pendidikan dan pembelajaran yang akan diterapkan pada anak usia dini termasuk dalam bidang pengembangan sains untuk anak usia dini. Dengan memahami lingkup dan tujuan pendidikan sains tersebut akan membantu para pengajar atau orang dewasa lainnya dalam penguasaan program-program pembelajaran sains untuk anak usia dini yang dianggap tepat. Untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran sains yang tepat dipengaruhi oleh  berbagai faktor, faktor yang sangat fundamental adalah para pengajar dan pendidik sains. Untuk dapat mewujudkan pembelajaran  sains pada anak usia dini secara optimal, hendaklah para pengajar/pendidik tersebut betul-betul memahami hakekat sains secara benar, lebih-lebih yang dikaitkan dengan karakteristik anak usia dini sebagai sasarannya.
B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian di atas, dalam pembahasan makalah ini dirumuskan pertanyaan ” Bagaimana melaksanakan pembelajaran sains pada anak usia dini dengan menggunakan multi media?”

C. Tujuan Pembahasan
            Melalui makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan diskusi bagi semua yang hadir dalam Seminar Nasional ini dalam membahas “ Pembelajaran Sains pada anak usia dini dengan menggunakan multi media”.




II. PEMBAHASAN
A.   Pentingnya Pengembangan Pembelajaran sains bagi Anak  Usia Dini

Pengembangan pembelajaran sains bagi anak usia dini,  harus memiliki arah dan tujuan yang jelas, karena dengan tujuan yang jelas akan dapat dijadikan standar dalam menentukan tingkat ketercapaian dan keberhasilan suatu tujuan pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan. Suatu tujuan yang dianggap terstandar dan memiliki karakteristik yang ideal, apabila tujuan yang dirumuskan memiliki tingkat ketepatan (validity), kebermaknaan (meaningfulness), fungsional dan relevansi yang tinggi dengan kebutuhan serta karakteristik sasaran.
Mengingat pentingnya tujuan pembelajaran mempunyai keterukuran yang memadai, artinya tujuan pembelajaran yang dikembangkan harus dapat diukur dengan mudah, sederhana dan praktis. Prasyarat keterukuran suatu program menjadi suatu keharusan apabila pembelajaran sains dipandang sebagai suatu proses yang dinamis, terus menerus, berkesinambungan dan terintgrasi.  Hasil pengukuran tersebut dapat menjadi umpan balik bagi perbaikan program-program berikutnya. Hal ini sangat penting untuk pengembangan pembelajaran sains bagi anak usia dini.

B.   Tujuan Pengembangan Pembelajaran Sains untuk Anak Usia Dini

Ada beberapa pandangan ilmuwan terhadap pendidikan dan pembelajaran sains menyatakan bahwa tujuan pendidikan sains sejalan dengan kurikulum sekolah, yakni mengembangkan anak secara utuh baik aspek domain kognitif, aspek afektif maupun aspek  psikomotor anak ( Abruscato, 1928), Sedangkan Sumaji mengemukakan bahwa tujuan sains yang mendasar adalah untuk memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak didik terhadap dunia dimana dia hidup. Sedangkan menurut Liek wilarjo (1988) mengemukakan bahwa fokus dan tekanan pendidikan sains terletak pada bagaimana kita membiarkan diri anak dididik oleh alam agar  menjadi lebih baik. Maknanya dididik dengan alam, melatih anak untuk jujur dan tak berprasangka. Dari pengalaman bergumul keras untuk memecahkan persoalan dalam sains, kita dilatih untuk gigih dan tekun dalam menghadapi berbagai kesulitan, meningkatkan kearifan, dan meningkatkan mendewasaan pertimbangan   dalam menempuh jalan kehidupan. Dengan demikian tujuan pembelajaran sains hendaknya diarahkan pada penguasaan konsep dan dimensi-dimensinya, kemampuan menggunakan metode ilmiah, dalam pemecahan suatu masalah, sehingga terbangun kesadaran akan kebesaran Tuhan Yang Maha Pencipta Alam, yang ciptaan-Nya kita pelajari selama ini.      
            Leeper (1994) mengemukakan tujuan pembelajaran sains bagi anak usia dini adalah sebagai berikut :
1.    Agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
2.    Agar anak memiliki sikap ilmiah. Hal-hal yang mendasar, misalnya : tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan, dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
3.    Agar anak-anak mendapatkan  penngetahuan dan  informasi ilmiah yang lebih baik dan dapat dipercaya, artinya informasi yang diperoleh anak berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena informasi yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang menaunginya.
4.    Agar anak lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.
Berdasarkan tujuan tersebut, jelaslah bahwa pengembangan  pembelajaran sains  bukan saja membina domain kognitif anak saja, melainkan membina aspek afektif dan psikomotor secara seimbang, bahkan lebih jauh  diharapkan dengan  mengembangkan pembelajaran sains yang memadai (adequate) akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan berfikir kritis yang semuanya akan sangat bermanfaat bagi aktualisasi dan kesiapan anak untuk menghadapi perannya yang lebih luas dan kompleks pada masa akan datang.    

C. Hubungan antara lingkungan (Sumber sains), dengan perkembangan dalam pembelajaran dengan menggunakan multi media
            Dalam pembelajaran sains bagi anak usia dini ada dua sisi yang sama pentingnya, pertama   lingkungan yang  merupakan sumber belajar yang kaya yang  akan dipelajari oleh anak, baik lingkungan manusia maupun non manusia, yang kedua anak usia dini yang unik dan berpotensi yang memiliki karakteristik yang berbeda dari satu anak dengan anak yang lainnya, kedua  hal tersebut harus dipertimbangkan dengan matang dalam merencanakan pembelajaran agar memberikan  tujuan dan target   yang jelas. Adapun materi sains yang berkaitan dengan lingkungan dan  disajikan pada anak usia, secara garis besar mencakup empat hal yakni :  (a) pembelajaran terkait dengan pengenalan bumi dan jagat raya, (b) pembelajaran terkait dengan pengenalan sains biologi, (c) pembelajaran terkait dengan pengenalan sains fisika-kimia, (d) pembelajaran terkait dengan dengan pengenalan sains kelestarian alam.
            Selain faktor  lingkungan sebagai sumber sains, ada juga faktor anak itu sendiri yang harus dicermati, seperti sebagaimana yang dikemukakan beberapa para: antara lain i Hurlock (1999), Pestalozzi, Probel, Ki Hajar Dewantara, (Solehuddin, 2000) sepakat bahwa anak adalah mahluk atau individu yang memiliki potensi-potensi yang baik, dimana dengan potensi yang dimilikinya itu anak berkembang melalui kegiatan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Secara umum, Mustaffa (2002) mengidentifikasi sejumlah karakteristik dari anak usia dini sebagai berikut :
1.    Menggunakan semua indrera  untuk menjelajahi benda, belajar melalui kegiatan motorik dan partisipasi sosial.
2.    Rentang perhatiannya masih pendek, mudah bosan dan mudah beralih apabila ada yang baru.
3.    Mulai mengembangkan dasar-dasar keterampilan berbahasa, bermain-main dengan bunyi, mempelajari kosa kata dasar dengan konsep-konsepnya, mulai mempelajari aturan yang bersifat implisit yang mengatur ekspresinya.
4.    Perkembangan bahasa yang pesat
5.    Aktif memperhatikan segala sesuatu tetapi dengan rentang atensi yang pendek.
6.    Menempatkan diri sebagai pusat dunianya sendiri, minat perilaku dan pikiran yang terpokus pada diri (egosentris)
7.    Serba ingin tahu tentang dunianya sendiri sebagai kanak-kanak
8.    Mulai tertarik dengan bagaimana mekanisme kerja berbagai hal dan dunia  luar di sekitarnya.
Dengan memperhatikan kedua faktor yang sama pentingnya dan harus diperhatikan dalam pembelajaran sains, maka diperlukan kemampuan pendidik atau guru atau orang dewasa lainnya yang memberikan pembelajaran kepada anak usia dini, dalam hal membuat perencanaan pembelajaran dan melaksanakannya.
Dalam membuat perencanaan, ada beberapa unsur yang harus diperhatikan, yaitu merumuskan kompetensi dan  indikator apa yang harus dimiliki oleh anak setelah pembelajaran diberikan, materi sains yang sesuai dengan indikator yang akan dicapai, bagaimana merumuskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menyesuaikan karakteristik materi dengan karakteristik perkembangan anak serta usia anak, media apa yang tepat dan tersedia dan akan digunakan dalam proses pembelajaran, dalam memilih media ini tidak cukup satu jenis media yang digunakan, melainkan multi media, karena mengingat karakteristik perkembangan anak usia dini ( mudah bosan, hanya bisa fokus pada waktu yang pendek dan mudah berpaling dari objek lain apabila tidak menarik), unsur yang terakhir adalah merumuskan asesmen yang akan digunakan dalam pembelajaran, untuk mengetahui sejauhmana perkembangan anak dari materi yang disajikan.
            Sedangkan dalam melaksanakan pembelajaran, guru dituntut melaksanakan semua rencana yang sudah didesain sedemikian rupa pada tahap perencanaan sebelumnya,  dengan disertai antusias, kesungguhan dan langkah-langkah yang dilakukan dengan mengacu pada bermain seraya belajar dalam memberikan pengalaman pada anak.   
D. Aplikasi  Pembelajaran Sains pada anak Usia Dini
            Berikut ini disajikan contoh penerapannya pembelajaran sains pada anak usia dini di taman Kanak-kanak kelompok A, dengan tema binatang, dan sub tema binatang yang hidup di laut. Salah satu Konsep dasar pembelajaran sains ini adalah konsep dasar Biologi. Biologi adalah ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan).
Berdasarkan ruang lingkup itulah, maka biologi sering disebut juga sebagai ilmu hayati atau ilmu yang mengungkap tentang kehidupan dari organisma hidup. Sejumlah konsep dasar yang dapat diperkenalkan kepada anak usia dini dengan pengembangannya yang disesuaikan dengan karakteristik dan tahapan perkembangan anak itu sendiri, diantaranya adalah pengelompokkan kehidupan binatang berdasarkan kekhasan ciri-cirinya. Binatang-binatang ini pun mempunyai kehidupan yang berbeda-beda, ada binatang yang hidup di darat, di udara dan di air.
Binatang yang hidup di air pun ada banyak macamnya, ada yang hidup di air tawar, air payau dan air laut. Oleh sebab itu Sub tema yang akan dikembangkan adalah ”Binatang yang hidup di laut”. Sub tema Binatang yang hidup ini adalah rincian dari tema ”BINATANG”
Aspek Pengembangan dalam sub tema ini adalah:
1.    Fisik          :  Dapat menggerakkan jari tangan untuk kelenturan otot dan                              koordinasi.
  1. Bahasa   : Dapat mendengarkan dan memahami kata dan kalimat sederhana.
3.    Kognitif    : Dapat mengenali benda disekitarnya menurut bentuk, warna, jenis dan ukuran.
  1. Sos- Emo   : Dapat menunjukkan rasa percaya diri dalam beraktivitas.
  2. Seni          : Menggambar bebas dengan berbagai multi media

Adapun perencanaannya adalah :

Tema           : Binatang                                                                                
Sub tema             : Binatang yang Hidup di Laut           
Kelompok   : TK A
Pembukaan
Circle Time :
? Anak-anak dan guru berdiri dan bergandengan tangan membentuk lingkaran sambil bernyanyi lagu “lingkaran besar-lingkaran kecil”
? Salam dan sapa
? Doa dipimpin salah satu anak
? Absensi sambil bernyanyi
? Menonton VCD Menonton VCD ”Keajaiban di dalam laut” (film pendidikan untuk anak – Seri Pertualangan Tupi & Ping-ping)
Inti
Kegiatan :
      Sains
                  - Memancing ikan
Math
-    Mengelompokkan ikan menurut warnanya
-    Membilang banyaknya ikan yang telah dikelompokkan
-    Mengerjakan lembar kegiatan siswa tentang pengelompokkan
      Bahasa
-    Bermain tebak gambar
-    Mencocokkan gambar
-    Bersajak
      Seni
                  - Mozaik
Penutup
  1. Review Kegiatan yang telah di lakukan hari ini
  2. Guru meminta anak- anak menceritakan perasaan dan pengalamannya selama belajar sampbil bermainnya
  3. Guru menjelaskan hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan esok hari
  4. Doa dipimpin oleh salah satu anak
  5. Pulang


III. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

                       Berdasarkan uraian pembahasan yang telah diuraikan  di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.    Pembelajaran sains pada anak usia dini sangat penting untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada anak tentang alam dan segala isinya yang memberikan makna terhadap kehidupannya di masa yang akan datang.
2.    Pembelajaran sains disajikan pada anak usia dini hendaknya  memperhatikan beberapa unsur yaitu proporsional  tujuan yang ingin  dicapai, antara domain kognitif, afektif dan psikomotorik  yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak untuk setiap tingkatan usia.
3.    Perencanaan dalam pembelajaran dirumuskan secara sistimatis, dengan menggunakan berbagai metode dan berbagai media dan dipersiapkan dengan konsep bermain seraya belajar, sehingga mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan.
4.    Penggunaan Multi media tidak dapat dihindari dalam pelaksanaan pembelajaran sains pada anak usia dini, karena karakteristik perkembangannya yang cepat bosan, tidak bisa konsentrasi  lama, dan cepat berpindah perhatiannya pada situasi yang lain yang lebih menarik.

    B.Saran-saran

1.    Bagi pengembang pembelajaran sains pada anak usia dini, hendaknya pahami terlebih dahulu tujuan sains secara  komprehensif  dan karakteristik perkembangan anak usia dini untuk setiap tahapan usia, kemudian tuangkan dalam rencana pembelajaran yang operasional dengan menerapkan konsep bermain yang menyenangkan.
2.    Gunakan multi media dalam pembelajaran sains, untuk menghindari rasa jenuh, bosan  pada anak, serta mempertahan perhatian anak untuk tidak berpaling pada objek lain.

IV. SUMBER BACAAN
Ali Nugraha, A.Sy. Dina Dwiyana (Editor), Pengembangan Pembelajaran Sain Pada Anak Usia Dini, JIL SI Foundation, 2008.
Bredekamp, Sue & Copple, Carol, Appropriate Practice in Early Childhood Program, Washington D.C.:  National Association for the Education of Young Chilren, 1992.
Brewer, J.A., Introduction to Early Childhood Education, Preschool Thought Primary Grade, Boston, Allyn and Bacon, 2007.
Catron, Carol E., & Alen, Jan., Early Childhood Curriculum A. Creative-play Modell., second edition, Merill, Prentice-Hall, Upper Saddle River, New Jersel Columbus, Ohio, 1999.
 Depdiknas, Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Taman Kanak-kanak dan Raudhatul athfal, Jakarta :  Depdiknas, 2004
Gagne, Robert, M., dan Leslie J. Briggs and Walter W. Wager, Principles of Instructional Design, New York : Harcout Brace Jovanovich College Publishers, 1992
----------------, Principles of Instructional design, New York : Holt Rinehart and Winston Ins, 1974
Hoorn et.al., Play at the Centre of the Cucciculum, New Jersel : Merill, Prentice Hall, 1999.
Jamaris, Martini,   Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak,  Jakarta, Grasindo,  2000
Semiawan, Conny, Belajar dan Pembelajaran dalam tarap Usia Dini: Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar, Jakarta, 2002.
Semiawan, Conny, Perkembangan Anak Usia Dini, Makalah, Seminar dan Lokakarya Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Universites Negri Jakarta, 2004
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: CV. Medya Duta, 200
 Zaini, Hisyam, Bermawi Munthe, Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif, Cetakan ke satu, CTSD (Centre for Teaching Staff Development) Yogyakarta, 2002.